Sudah lama saya tidak menulis
sinopsis lagi, terakhir kali terjadi beberapa bulan yang lalu dengan membuat
sinopsis novel Hujan, karya siapa lagi kalau bukan Tere Liye. Saya selalu suka
karya-karya beliau, aluran ceritanya membuat saya terbawa dan riset pintarnya
membuat seolah-olah itu kisah nyata. Maka tidak mengherankan jika kali ini,
saya juga akan membuat sinopsis dari buku tere-liye lagi. Bukan buku baru,
karena yang terbaru adalah tentang kamu, sudah saya buat resensi kemarin,
melainkan novel lama yang cetak pertama 9 tahun yang lalu. Wow lama juga ya.
Novel ini masuk jajaran best seller karena telah cetak ulang sebanyak 24 kali
dalam kurun waktu 8 tahun. Perfecto! Maka langsung saja, inilah dia
sinopsis novel Bidadari-bidadari Surga karya Tere Liye.
Kak Laisa terbatuk lemas di
ranjangnya. Wajahnya pucat dengan selang infus menghujam tubuhnya. Keadaannya
semakin memburuk saja. Maka demi melihat itu, mamak Lainuri mengetik sms untuk
mengabari adik-adik Laisa. Awalnya Kak Laisa menolak, dia tidak pernah ingin
terlihat sakit dihadapan adik-adiknya, ia tidak ingin membuat mereka khawatir.
Namun mamak Lianuri menyergah, tidak ada waktu lagi untuk kak Laisa, bahkan
kata dokter, boleh jadi hanya bertahan satu minggu, satu malam, atau hanya
sampai nanti sore. Maka disertai anggukan lemah kak Laisa, mamak Lainuri
mengirim sms penting itu ke lima penjuru. Mereka satu keluarga punya telepon
satelit khusus yang nomornya hanya 6 orang yang tahu.
Dalam waktu sepersekian detik,
sms itu masuk hampir bersamaan ke pada 5 nomor tujuan sekaligus. Pertama adalah
adik pertama Laisa, Dalimunte. Anak penurut itu saat ini menjadi profesor
paling terkenal di Indonesia dan dikenal dunia. Dia adalah ilmuan fisika yang
gemilang. Penemuan-penemuan besar telah ia telurkan untuk kemajuan umat
manusia. Saat itu, ia sedang berbicara di ratusan fisikawan dari berbagai
daerah yang mengikuti simposium fisika internasional di tempat tersebut. dan
profesor Dalimunte menjadi bintang besar yang akan memberikan materi selama 15
menit. Namun di tengah-tengah penyampaian materinya tentang gelombang
elektromagnetik antar galaxy, telepon satelitnya berbunyi. Dari siapa? Oh bukan
itu pertanyaanya, apa yang terjadi? Dan profesor dalimunte sudah meninggalkan
mimbar setelah membaca isi pesannya, membuat peserta simposium sebal.
Pesan kedua dan ketiga jatuh ke
telepon satelit Wibisana dan Ikanuri. Adik kedua dan ketiga kak Laisa tersebut,
baru saja menjejakkan kaki di Roma, Italia. Mereka akan bersaing dengan
perusahaan asal china untuk kerjasama produsen onderdil mobil balap. Tidak
seperti dalimunte yang penurut, Wibisana dan Ikanuri adalah dua sigung yang
nakal. Namun sekarang mereka telah menjadi pemilik bengkel mobil balap dan akan
mendirikan perusahaan onderdiil mobil balap. Demi membaca pesan itu, mereka
berdua bergegas memesan tiket pesawat kembali ke jakarta. Tidak peduli dengan
kesempatan besar mengembangkan perusahaan mereka. Namun sayangnya, saat itu
sedang ada final league champions eropa, sehingga tidak ada penerbangan dari
Italia yang tersisa untuk dua hari ke depan. Maka mereka memutuskan untuk
terbang dari paris dengan menggunakan kereta eurostar dari roma untuk menuju ke
sana.
Pesan keempat diterima oleh
seorang gadis cantik di gunung semeru. Dia sedang melakukan pemetaan untuk konservasi
burung alap-alap kawah di puncak Semeru. Ia mengeluarkan kamera lensa
beresolusi tinggi untuk memotret satwa langka tersebut. foto tersebut untuk ditampilkan
di majalah National Geographic, yang selama ini menjadi pekerjaan sambilannya
di samping menjadi peneliti di lembaga konservasi. Namun gerakannya terhenti
ketika mendengar telepon satelitnya berbunyi.
Teman-temannya menyuruhnya mematikan telepon tersebut, mana boleh melakukan
observasi dalam keadaan brisik. Jatung gadis itu berdegup kencang, keringat
dingin mulai keluar, dia memasukan segala peralatan sembarangan ke dalam
ransel. Bergegas beranjak, menyisakan pertanyaan di benak kawan-kawan sesama
peneliti. Gadis cantik itu bernama Yashinta, dengan kecepatan penuh, ia turun
dari gunung Semeru, membuat teman-temannya tidak bisa mengikutinya. Ia harus
segera sampai di kampung, ini sangat genting.
Lalu, siapa pula kak Laisa itu.
Dialah bidadari surganya. Meskipun secara fisik, dia wanita cacat dengan tubuh
pendek, badan tidak proporsional, dan kulit hitam legam, namun dalam hatinya
cahaya ketulusan memancar sangat terang. Dialah yang berkorban demi
adik-adiknya, rela tidak sekolah, rela bekerja di ladang yang membuat kulitnya
hitam legam, bahkan rela memberikan nyawanya untuk mereka. Dialah kak Laisa,
yang tidak membiarkan satu pun adiknya merasa dihina, hanya dialah yang pantas
di hina. Dialah kak Laisa, perawan tua yang tidak pernah diterima di dunia yang
keterlaluan sekali mencintai fisik. Dialah kak Laisa yang memberikan
janji-janji masa depan yang hebat kepada adik-adiknya. Maka tidak heran,
keempat adiknya meninggalkan segala aktivitasnya hari itu, untuk pulang dan
menemui kakak yang paling mereka hormati itu.
Namun tidak mudah bagi keempat
adik Laisa untuk sampai ke lembah Lahambay. Ada saja rintangan yang menghambat
perjalanan mereka. Selain itu, sepanjang perjalanan pulang tak sedikitpun
mereka memikirkan hal lain kecuali mengenang masa-masa pengorbanan kak Laisa
untuk mereka. Lalu apakah mereka bisa sampai lembah lahambay, sebelum semuanya
terlambat? Seperti apakah kisah masa kecil mereka? bagaimana kelanjutan takdir
kak Laisa? Dan asal kalian tahu, kisah percintaan mereka juga dramatis sekali.
Tapi biarkan kawan-kawan. Biarkan pertanyaan-pertanyaan itu membuncah dalam
pikiran kalian. Semakin besar, semakin banyak, hingga kalian tidak sabar lagi
untuk membeli bukunya.
Aku memang bukan siapa-siapanya
tere-liye, hanya seorang fans buta yang belum tentu atau bahkan sudah pasti
tidak dikenal oleh beliau. Tapi karena novel-novel karya baliaulah, persepsiku
tentang hidup ini berubah menjadi lebih dewasa. Oleh karena itu, aku dengan
senang hati mereview atau membuat sinopsis karya-karya beliau.
Terakhir, pertanyaan besarnya
adalah, jika ada 6 telepon satelit khusus untuk keluarga, yang dipegang
masing-masing oleh mamak Lainuri(dan Kak Laisa punya 1), Dalimunte, Wibisana,
Ikanuri, dan Yashinta, maka masih ada 1 telepon satelit lagi yang tersisa. Lalu
siapa pemilik telepon satelit keenam tersebut? dialah orang paling penting
dalam cerita ini dan jawabannya hanya ada di bukunya. Terima kasih sudah
mampir, maaf membuat penasaran, karena tujuan sinopsis memang membuat pembaca
penasaran dan tertarik untuk membeli bukunya, bukan sebaliknya. Sampai jumpa!
Salam hangat
Torpid Koala
bagus novelnya, aku juga baca.
ReplyDelete