Resensi Novel Tentang Kamu : Menyelami Pahit-Getir Kehidupan Sri

Posted by

sumber : http://bukurepublika.id/products/detail/279/Tentang-Kamu
Judul Novel   : Tentang kamu
Pengarang    : Tere Liye
Penerbit       : Republika Penerbit
Tahun Terbit : 2016
Tebal buku   : 530 Halaman
Harga          : Rp. 79.000

Tak disangka-sangka, pelajaran paling berharga dalam hidup Zaman Zulkarnaen didapat ketika menyelami masa lalu sri Ningsih yang terjal. Wanita kebangsaan indonesia tersebut ditemukan meninggal dunia di sebuah panti asuhan di kota Paris. Namun bukan itu yang mengharuskan Zaman melakukan investigasi tersebut, melainkan setelah Sri meninggal, wanita bertubuh pendek dengan kulit hitam legam itu meninggalkan harta warisan yang tak sedikit jumlahnya. Sri menyerahkan mandat pengurusan harta warisannya kepada Thompson &CO, yang tak lain adalah firma hukum tempat Zaman bekerja.
Sudah sepuluh hari, semenjak zaman menyelami masa lalu Sri, namun belum ia temui juga pewaris sah harta warisan mendiang Sri Ningsih. Perjalanan awal zaman dimulai di pulau Bungin, yang tak lain adalah tempat Sri lahir dan dibesarkan. Beruntung, setelah tiga hari menanyai semua penduduk di pulau tersebut, zaman akhirnya bertemu dengan Ode, kakek tua yang mengaku sebagai sahabat Sri. Melalui cerita seorang Ode, zaman seolah diputarkan sebuah film drama yang menyedihkan. Sri yang Ibunya meninggal ketika melahirkannya, Sri yang Ayahnya meninggal dihantam badai, Sri yang harus menghadapi kebencian Ibu tirinya, dan kisah lain yang tak kalah getirnya. Namun setidaknya, zaman mengetahui bahwa Sri memiliki saudara tiri yaitu Tilamuta, sebelum akhirnya ia pindah ke surakarta karena rumah panggung ayahnya terbakar bersama Ibu tiri Sri di dalamnya.
Kehidupan sri berlanjut di sebuah pesantren di Surakarta, bersama adik tirinya, ia melanjutkan hidup di tempat tersebut. di sini sri juga memiliki sahabat baru yaitu Ningrum dan Lastri. Sahabat sejati yang sayang satu sama lain, sebelum kekecewaan dan pengkhianatan merusak semuanya. Lastri termakan bujukan suaminya yang tak lain adalah antek PKI. Tepat tanggal 20 september 1965, ketika Jakarta di kuasai PKI, suami lastri menghasut warga untuk menyerang pesantren. Banyak korban berjatuhan, termasuk orang tua Ningrum. Hingga akhirnya, tentara republik bersama warga sekitar bersatu menghentikan kekejian PKI pada masa itu, dan menangkap Lastri.
Selanjutnya sri pergi ke Jakarta untuk menghilangkan kepiluan itu. Apalagi ia mendapat kabar bahwa Tilamuta juga terbunuh dalam tragedi tersebut. Di Jakarta, kehidupan baru Sri di mulai. Namun bayang-bayang masa lalu tidak mudah lepas begitu saja. Masa lalu ketika sahabat yang telah ia percayai mengkhianati semuanya. Sri berusaha mengubur masa lalu itu dalam-dalam. Namun seperti rumus lama, masa lalu tidak akan benar-benar bisa hilang, Kalaupun Sri bisa melupakannya, pasti akan tetap ada sisi-sisi lain yang mengingatnya. Masa lalu itu terus hidup, ingin menuntut balas. Hal tersebut membuat Sri harus hidup nomaden dari benua satu ke benua lain, hingga ajal menjemputnya.
Seperti koin yang memiliki dua sisi, kehidupan Sri Ningsih tak hanya diisi oleh kesedihan meskipun itu yang mendominasi. Ada suatu masa ketika sri benar-benar merasa bahagia. Seperti ketika bertemu sahabatnya Ningrum dan keluarganya yang baik hati. Kemudian ketika Ia pindah ke London, ia juga bertemu orang baik seperti Lucy dan keluarga Rajendra. Serta yang membuat Sri seperti kembali muda adalah ketika ia bertemu dengan Hakan. Lelaki Turki tersebut telah mencuri hati Sri sejak pertama kali bertemu. Kemudian setelah berbulan-bulan pendekatan, akhirnya mereka menikah.
Setelah 13 tahun menikah, mereka sempat memiliki dua anak namun tidak bertahan lama karena masalah darah. Kehidupan Sri kembali lesu. Apalagi di tahun ke 13 tersebut, suami yang sangat dicintai juga meninggal dunia. Sri kalang kabut, hidupnya tanpa gairah dirundung musibah.
Entah apa yang terjadi, Sri memutuskan pindah ke Paris tanpa berpamit. Nampaknya masa lalu itu kembali menghantui Sri. Ia kemudian tinggal di sebuah panti Jompo. Di situ, Sri memulai hidup barunya. Mengajari anak-anak sekitar menari sekaligus mencapai cita-citanya untuk berkeliling dunia. Hingga pada akhirnya, Sri Ningsih menutup usianya di panti jompo yang sederhana tersebut.
Tak ada kerabat, tak ada ahli waris, kasus ini buntu. Zaman pusing, apalagi firma hukum pesaing berhasil menemukan Tilamuta yang telah dipastikan dengan tes DNA. Ada yang ganjil, apalagi ketika wanita yang mengaku mertua Tilamuta tidak mengizinkan Zaman menemui adik tiri Sri tersebut. Hingga semuanya tercerahkan ketika surat wasiat yang ditulis Sri, Zaman temukan di dalam kotak. Zaman membongkar semuanya, termasuk mertua palsu Tilamuta yang tak lain adalah Lastri, dialah masa lalu yang selama ini mengejar-ngejar Sri. Ia berhasil dilumpuhkan dan dijebloskan ke penjara. Harta warisan kemudian dibagi adil sesuai mandat dari Sri. Cerita selesai
Kisah yang menakjubkan dengan latar tempat yang sangat variatif. Tere-liye dengan riset pintarnya bahkan bisa membuat pembaca seolah-olah ikut mengembara ke berbagai negara bersama Sri. Selain itu, Tere-liye juga pandai sekali membidik latar waktu yang tepat, sehingga bersamaan dengan kejadian-kejadian besar di dunia seperti peristiwa G30/S PKI hingga pernikahan Lady Diana dan Pangeran Charles. Dikemas dengan bahasa khas Tere-liye serta dipadukan dengan alur campuran yang membuat pembaca tidak jenuh, novel ini layak disejajarkan dengan buku best seller Indonesia lainnya.  Selamat membaca!


Blog, Updated at: 22:29

2 komentar:

Followers

Popular Posts

Powered by Blogger.
Adsense Indonesia