Menjadi Mapan

Posted by

Mapan setahuku adalah kata kerja dari bentuk kata dasar papan. Tidak tahu mengapa hingga didefinisikan sebagai tingkat kesiapan seseorang dalam menghidupi dirinya dan orang sekitarnya. Kalau bisa, berarti mapan, kalau tidak, berarti belum mapan. Namun di era ini, kata menghidupi telah berkembang lebih jauh dari kata mapan itu sendiri. Menghidupi tidak hanya dikatakan memenuhi pangan, sandang dan papan, tapi juga berbagai kebutuhan lain seperti kecantikan, pendidikan, dan kenyamanan, bahkan mungkin ada di antara nya kesombongan.


Bagi seorang laki-laki, mapan itu seperti sebuah keharusan sebelum menjalin keseriusan hubungan dengan seseorang. Ego mereka berkata, nanti anak istri saya makan apa, tinggal di mana, gimana kehidupannya kalau saya tidak mapan. Sehingga itu bisa menjadi sebab mengapa sebagian besar laki-laki telat menikah.

Tapi ada sebagian kecil laki-laki yang sudah tahu hakikat kemapanan, yang mana sesungguhnya tidak akan pernah didapatkan sebelum menikah. Golongan ini percaya, ia akan mapan setelah menikah karena istrinya yang akan melengkapi segala kekurangan. Itulah kenapa mencari sosok pendaping yang supportif lebih bisa membantu mental laki-laki dibandingkan calon yang demanding.

Saya bingung mau masuk golongan yang mana. Sebenarnya saya ingin masuk yang pertama, tapi dilihat keadaanya sekarang seperti tidak memungkinkan. Maka saya coba meneguhkan hati untuk menjadi golongan kedua, tapi dengan tetap mempersiapkan sebaik mungkin hingga dekat dengan definisi mapan milik diri saya sendiri.

Maaf jika pembahasannya jadi ke mana-mana. Ini cuma asumsi pribadi tanpa data dan hanya mengira-ngira dari pengalaman selama menginjak kan kaki di bumi. Sebagai penutup, mungkin saya cuma mau bilang "kita sangat aware suatu saat kita pasti mati, kita percaya itu akan terjadi karena takdir. Namun entah kenapa terhadap dua takdir yang lain, kita seolah merasa bisa mengaturnya. Apa dua takdir itu? Ya jodoh dan rezeki" Kita memang wajib iqtiyar, tapi hasil yang kita dapat sepenuhnya bukan kehendak kita, maka berserah diri itu menjadi penting untuk kesehatan mental kita.


Blog, Updated at: 12:08

0 komentar:

Post a Comment

Followers

Popular Posts

Powered by Blogger.
Adsense Indonesia