"Tetapi aku tidak pernah
menjanjikan apapun kepadamu.... Aku tidak mengiyakan semua harapan-harapan itu-
Aku tidak pernah mengatakan apapun.... TIDAK PERNAH.... Karena aku menyadari,
kalau kau tahu siapa aku sesungguhnya, kau akan membenciku.... Amat
mem-benciku...."
Potongan paragraf di atas
merupakan bagian yang paling saya sukai dalam novel ini. Rembulan Tenggelam
di Wajahmu adalah novel karya Tere-liye terbitan Republika yang cetak
pertama tahun 2009. Rembulan Tenggelam di Wajahmu menceritakan
perjalanan mengenang masa lalu yang dilalui oleh tokoh utama yaitu Rehan
Raujana. Dalam perjalanan itu Ray ditemani seorang laki-laki yang ia sebut
orang berwajah menyenangkan. Misi perjalanan itu ialah menjawab lima pertanyaan
terbesar dalam hidup Rey.
Ray adalah seorang yatim piatu,
sejak kecil dibesarkan di panti asuhan, bersama anak-anak kurang beruntung
lainnya. Namun penjaga panti tersebut memiliki perangai buruk. ia sangat
berambisi naik haji, sehingga ia mempekerjakan seluruh anak panti dan mengambil
uang sumbangan dari dermawan. Ray selalu melawan penjaga panti, hal ini
membuatnya sering dihukum oleh penjaga panti. Ray tidak pernah kapok, hingga
akhirnya ia mencuri brankas milik penjaga panti dan memutuskan pergi dari panti
itu. Inilah pertanyaan pertama Ray,
mengapa ia harus diasuh di panti asuhan terkutuk ini? bukankah masih banyak
panti-panti yang lain.
Keluar dari panti itu, Ray tumbuh
menjadi anak yang nakal. Ia sering mencuri, berjudi, dan sebagainya. Namun Ray
memiliki tuah yang luar biasa, ia selalu memenangkan perjudian yang ia ikuti.
Hal ini membuat bandar judi berbuat curang bahkan mengirim orang untuk membunuh
Ray.
Setelah sembuh karena ditusuk
preman suruhan bandar judi, Ray ditampung di rumah singgah. Rumah ini dikelola
oleh seorang pemuda bernama Apay. Dirumah singgah itu, Ray seperti menemukan
keluarga baru. Ada Natan teman satu kamarnya yang pandai bernyanyi. Kemudian
ada si kembar lucu Oade dan Oeda, kemudian ada juga Ilham yang pandai melukis.
Di rumah singgah itu kehidupan baru Ray berjalan. Namun Ray harus berurusan
dengan perman Ibukota karena membela teman-teman rumah singgahnya. Ia sering
sekali bertarung dengan preman-preman ibukota tersebut yang membuatnya beberapa
kali ditahan kepolisian. Akhirnya Ray memutuskan pergi dari rumah singgah.
Pergi dari rumah singgah, Ray
bekerja sebagai pengamen. Ia menyewa flat kecil dipinggir kota. Di dekat flat
itu ada tower air, dan di sanalah ia menghabiskan waktunya untuk melihat bulan.
Di sinilah ia bertemu dengan Plee. Plee mengajak Ray untuk menjalankan sebuah
rencana besar, yaitu mencuri berlian seribu karat yang disimpan di lantai 60
sebuah gedung. Awalnya Ray tidak mau, tetapi akhirnya ia menyetejui setelah
dibujuk Plee beberapa kali.
Dengan persiapan yang matang, rencana
pencurian tersebut pun dilaksanakan. Sayangnya pencurian tersebut tak
sesempurna rencana Plee. Alarm pengaman gedung segera berbunyi ketika Plee
mengambil berlian tersebut, membuat para penjaga berlari menuju lantai 60. Plee
dan Ray berhasil melarikan diri meskipun kaki Ray tertembak. Namun persembunyia
Plee segera diketahui polisi. Hebatnya Ketika polisi datang Plee menyembunyikan
Ray di kamar rahasia, kemudian ia menyerahkan diri.
Inilah pertanyaan kedua Ray, setelah
Natan tidak bisa menyanyi lagi karena pita suaranya rusak, setelah Ilham yang
kehilangan kesempatan karena lukisannya hancur, dan terlebih karena potongan
koran di sakunya, maka Ray bertanya. Apakah hidup ini adil? Kenapa langit
dengan tega mengambil kebahagiaan orang-orang baik?
Setelah kejadian itu, Ray memutuskan
pergi sejauh mungkin. Ia mencoba peruntungan dengan bekerja sebagai pekerja
bangunan. Ternyata karir Ray sebagai pekerja bangunan bersinar cemerlang, dalam
waktu singkat ia sudah ditunjuk sebagai mandor muda. Selama menjadi mandor
inilah Ray melihat seorang gadis cantik yang sebelumnya ia lihat di kereta.
Walaupun gadis itu mengabaikannya, tapi Ray tetap menyukai gadis itu.
Seiring berjalannya waktu Rey dan
gadis itu semakin dekat, bahkan Rey sering berkunjung ke rumah gadis itu setiap
hari senin dan rabu. Singkat cerita, Ray sudah jatuh hati pada gadis bernama Fitri
itu. Meskipun belakangan diketahui Fitri memiliki masa lalu yang suram dan saat
ini ia adalah seorang tuna susila, tapi Ray tetap menikahinya.
Kisah pernikahan Ray berlangsung
sangat membahagiakan setidaknya itu yang Ray rasakan sebelum istrinya keguguran
dua kali dan akhirnya meninggal dunia. Ray sangat kehilangan, ia mengutuk
langit yang dengan tega merenggut kebahagiaannya. Di sinilah pertanyaan
ketiganya muncul, kenapa langit tega sekali mengambil istrinya? Merenggut semua
kebahagiaanya.
Ray memutuskan menjual rumahnya dan
pergi sejauh mungkin. Ia pergi ke kota untuk menginap di rumah relasi
bisnisnya. Namun Ray menyempatkan diri untuk mampir ke flatnya dulu, menaiki
tower air dan memandang bulan dari sana. Hingga ibu pemilik flat memberikan
surat dari Plee tentang letak berlian seribu karat yang dicuri dulu.
Dengan dana hasil penjualan
berlian tersebut, Ray mulai mengerjakan proyek prestisius yaitu membangun apartemen
setinggi 101 lantai. Proyek ini sangat berhasil membuat kesuksesan Ray
bertambah puluhan kali lipat. Setelah itu Ia juga menginvestasikan dua per tiga
kekayaannya untuk membeli tambang minyak bersalju.
Di waktu bersamaan Ray bertemu
dengan Vin si anggrek dari timur. Ia merupakan anak dari koh Cheu. Sedikit demi
sedikit Vin dekat dengan Ray, namun hal itu tidak mengubah hati Ray yang
kosong, hampa. Selain itu investasi besar-besarannya untuk membeli tambang
minyak bersalju ternyata kosong, tidak ada apa-apanya. Jadilah perusahaan Ray
bangkrut, satu persatu konsorsiumnya menarik diri dan meminta uang mereka
dikembalikan.
Di sinilah koh Cheu berperan, ia
menjual semua asetnyaa untuk menutupi hutang Ray kepada konsorsium. Namun tetap
saja itu belum cukup untuk menutupi hutang-hutang Ray. Bertahun-tahun Ray
berkutat untuk membesarkan imperium bisnisnya lagi, namun tak ada tanda-tanda
kemajuan. Hingga kabar baik itu datang. Tambang minyak bersalju itu memang
tidak ada minyaknya, namun lebih dari itu ternyata di sana terdapat ribuan ton
emas. Imperium Ray pun kembali berjaya, ia pun membalas dan menghancurkan
pebisnis licik yang turut andil dalam kehancuran bisnisnya dulu. Namun yang
harus disayangkan, dalam keadaan bisnis yang menggurita, justru Ray merasa
semakin hampa, semakin kosong. Inilah pertanyaan keempat Ray, dia memiliki
segalanya tetapi kenapa ia masih merasa hampa?
Bulan demi bulan berlalu, di tengah bisnis yang
sedang menggurita Ray jatuh sakit. Tubuhnya sudah kalah oleh waktu, seminggu sakit,
seminggu sembuh, sebulan sakit, dua minggu sembuh, begitu terus berlanjut
hingga ia koma lama sekali. Inilah pertanyaan terakhir Ray, mengapa ia harus
sakit-sakitan seperti ini? Di tengah keadaan koma, Ray bertemu dengan orang
berwajah menyenangkan yang meceritakan masa lalunya sekaligus menjawab lima pertanyaannya.Tamat
0 komentar:
Post a Comment